Manajemen Waktu

3/31/2018 Add Comment
manajemen-waktu-jurnal-kehidupan


Dalam aktivitas sehari-hari, sejatinya kita ini memiliki ribuan aktivitas yang harus dikerjakan. bahkan terkadang kita sampai kebingungan yang mana yang harus didahulukan atau diprioritaskan. untuk itu kita harus bisa punya yang namanya manajemen waktu atau bisa juga disebut dengan skala prioritas. jadi, apa yang akan kita kerjakan yang menurut kita sangat perlu dikerjakan haruslah menjadi prioritas. sehingga hobbi kita yang mana kita sukai, itu bisa dijadikan sebagai optional (pilihan) saja.

Harus kita akui bahwa memang memilih aktivitas yang utama itu sangatlah sulit. kerapkali kita selalu mengutamakan semuanya, atau sederhananya ingin mengerjakan semuanya. tapi, kita ini manusia yang punya batas kelelahan. sifat kita itu lemah dan terbatas. tentunya tidak semua yang kita jadwalkan atau yang kita inginkan dapat dilaksanakan.

disini kita harus bisa memilih yang mana prioritas (utama) yang mana aktifitas pilihan. perlu komitmen yang tinggi memang. khususnya dalam memilih aktivitas yang harus diutamakan dalam kehidupan kita.

kita diberi waktu oleh Allah SWT dalam sehari itu 24 jam, dan itu sangat cepat sekali. tak terasa, bahkan terkadang kita inginkan waktu yang telah kita lewati itu terulang kembali. namun, seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib RA bahwasanya;

Waktu adalah pedang, jika kau tak pandai memangaturnya maka ia akan menusukmu!


untuk itu kita harus bisa mengatur waktu yang telah Allah berikan pada kita. gunakan dengan sebaik-baiknya untuk hal yang positif. meskipun aktivitas utama kita hari ini sebagai pelajar misalnya, kita tetap harus bisa menyeimbangkan aktivitas belajar dengan aktivitas yang lain yang tentunya sama-sama memiliki manfaat untuk peradaban ini. contohnya; menulis, membuat film positif, berdakwah, mengaji, dan lain sebagainya.

so, mari bersama kita rangkai manajemen waktu kita dengan membuat skala prioritas, sehingga aktivitas kita akan terarah dan waktu yang kita miliki tak terbuang sia-sia.

Jaman Dusta

3/27/2018 2 Comments
jaman-dusta-jurnal-kehidupan

Kita hari ini hidup di jaman dusta. dimana rasa perlunya hubungan dengan sesama justru malah dijadikan ajang untuk mencari keuntungan semata. sungguh durjana orang yang seperti itu.

ini pengalaman pahit yang luar biasa, dimana kepercayaan kita pada orang lain justru malah dikhianati demi kepentingan duniawi!
yah, contoh saja kejadian menyakitkan siang tadi. dimana saya bersama dua rekan saya pergi ke salah satu swalayan terbesar di kota cirebon untuk membetulkan hp yang rusak.

sesampainya disana ternyata garansi pada hp tersebut mati (kadaluwarsa) hanya karena terlewat satu hari doang. dengan terpaksa karena tanpa garansi, kita pergi ke konter service hp yang di rekomendasikan oleh konter pihak kami membeli hp.

setelah di konter tersebut sang petugas service menghipotesis kerusakan pada hp dan selanjutnya menegaskan bahwa itu akibat rusaknya ic sinyal pada hp. petugas merekomendasikan untuk diganti ic-nya dimana proses mengganti itu bisa ditunggu sekitar satu jam.

setelah saya berdiskusi dengan dua orang rekan saya, walau berat hati akhirnya kami pasrah meskipun hp tersebut harus dioperasi.

lama memang, walau begitu akhirnya setelah lebih dari satu jam ada juga pengumuman dari petugas tersebut. namun, kabar yang disampaikannya sungguh tidak masuk akal! dia bilang yang rusak adalah basebandnya sehingga berpengaruh pada sinyal. sedangkan yang saya lihat, symtem baseband pada hp tersebut utuh dan tidak rusak sebelum di bongkar.

bukannya jadi bener tuh hp, justru malah makin parah karena komponennya ada yang ditukar untuk kepentingan tertentu. sayangnya saya hanya ingat file nomer tipe komponen, bukan bentuk dari komponennya.

akhirnya kami bertiga harus kembali menelan ludah setelah lama menunggu sesuatu pada orang yang menurut kami kompeten dibidangnya. namun ternyata, pada jaman ini, dusta dengan mudah didapatkan diberbagai lini kehidupan. tak peduli lawan bicara anda seakhidah atau bukan. selama ada manfaat yang bisa diraih maka berdusta selalu menjadi pilihan. sungguh peradaban yang memperihatinkan.

masih adakah konter yang jujur akan apa-apa yang ia kerjakan? relahkah mengatakan yang sebenarnya untuk menyenangkan hati pelanggan? jika masih ada orang yang seperti ini, mungkin perbandingannya 1:7, sebab pada jaman ini, cara apapun bisa dilakukan untuk meraih keuntungan duniawi, tanpa memikirkan akibat dari perilaku tersebut.

Waspadalah!

Aku, Ibu, dan Kenanganku

3/26/2018 Add Comment
aku-ibu-dan-kenanganku-jurnal-kehidupan-1

Hampir 3 tahun sudah aku tak melihat senyummu, tak mendengar suaramu, dan tak merasakan hangatnya pelukanmu. sungguh teringat betapa susah payahnya engkau menyembunyikan rasa letih, lemah, dan ketidak berdayaanmu hanya untuk menyakinkanku bahwa engkau behagia. senyum indah selalu menghiasi setiap pagi ketikaku hendak berpamit berangkat sekolah. sungguh bu, aku ingin melihat senyum itu lagi.

dulu, betapa senangnya kita bercanda denganmu. tak hiraukan betapa jeleknya rumah kita, namun semua itu tak membuat kita berputus asa dalam membangun bahtera rumah tangga bersama ayah. dulu, kau begitu khawatir atas kesehatanku sehingga kerapkali kau tanya apa aku sudah makan? sedangkan engkau sendiri menahan rasa lapar. sungguh bu, engkau adalah wanita yang aku cintai sepanjang hidupku.

aku rindu engkau bu, rindu canda dan tawamu, rindu pelukan hangatmu. disaat semua orang berangkat kuliah dengan mencium punggung tangan ibunya, atau bercanda ria lewat ponselnya, atau juga bersua berbagi rasa bersama, aku iri. aku ingin seperti mereka bu, seperti mereka yang masih punya kesempatan untuk memeluk dan mencium kening ibu. namun takdir berkata lain. kita terpisah oleh ruang dan waktu, tapi aku yakin engkau disisi-Nya melihatku, dan tersenyum padaku.

bu, tolong maafkan semua kesalahanku yang tak sempat aku memohon, dan mungkin tak kusadari. aku berjanji akan memberimu yang terbaik bu. akan ku berikan jubah kebesaran serta mahkota kemulian untukmu, untuk semua pengorbanan yang telah engkau berikan padaku. walau mungkin hal itu tak bisa menebus segala pengorbananmu, tapi aku yakin kelak kita bisa berkumpul kembali di surga-Nya.

salam hangat untukmu ibu, dari aku, ayah dan iswa yang selalu merindukanmu.

aku-ibu-dan-kenanganku-jurnal-kehidupan-2
"Engkau mungkin bisa menyakiti ibu hari ini, tapi ketika allah menjemputnya, menenangkan hatinya dalam pelukan yang teramat hangat, kau tak kan pernah bisa merebutnya kembali. maka, sayangi ibumu, sebab surga terletak pada telapak kakinya."
-Syukron Fadillah-

Batu sandang atau batu loncatan?

3/22/2018 Add Comment
batu-sandang-atau-batu-loncatan-jurnal-kehidupan

Tidak terasa Komunitas Jurnalis Muda (KOJUM), telah tampil gemilang dari hari kelahirannya hingga sekarang ini. luar biasa dengan waktu yang begitu singkat dapat membuka jalan pergerakan pada semua lini media, terutama media berbasis online.

Alhamdulillah juga KOJUM telah berhasil merangkai berbagai event, mulai dari event pelatihan kepenulisan sederhana bagi para pelajar yang dikemas dengan nama "Seminar Jurnalistik" maupun event khusus pengembangan minat bakat anggotanya dengan nama "Event Organizer".

Namun, tak ada gading yang tak retak. setiap hasil selalu tak sejajar dengan rintangan, dimana adakalanya rintangan itu lebih sulit, duri itu lebih tajam, dan semua itu menghalangi gerak langkah komunitas.

seperti yang pernah Kak Ucu Supriadi paparkan dalam "Event Organizer" perdana, bahwasanya adakalanya penyakit menjamuri organisasi, sehingga kesannya organisasi terebut tak bisa berkembang lebih pesat. begitu pula pesan dari Kak Dina selaku Tim KOJUM "Anda memiliki kelebihan dan kekurangan, tampillah pada sisi kelebihan, bukan pada sisi kekurangan". untuk itu penting bagi setiap anggota Tim agar bisa mengembangkan kelebihannya demi tujuan Komunitas Jurnalis Muda.

Kak Dina juga memaparkan pada Event Organizer ke 2, bahwa dalam menulis kadangkala ada batu sandang, yakni halangan yang membuat kita tak segera menulis, atau engga n menulis. begitupun dalam komunitas, dan hari ini KOJUM sedang di uji dengan berbagai halangan yang membuat anggotanya semakin tak bisa berkumpul dalam satu waktu dan satu tempat. tapi saya yakin setiap pengorbanan yang masing-masing anggota korbankan, baik itu waktu, tenaga, bahkan harta, semuanya akan kembali pada setiap individu itu sendiri jika diniatkan untuk sebuah kebaikan.

selanjutnya semoga kita bisa ubah batu sandang yang menghambat laju gerak komunitas ini menjadi batu loncatan terhadap apa yang kita cita-citakan, yakni melahirkan generasi yang great (hebat) yang berkontribusi untuk kemajuan peradaban, dimana peradaban itu ditopang oleh tulisan, dan dari tulisan itu juga sebuah bangsa bisa maju dan berkembang.