PERIHAL NESTAPA

10/08/2019 Add Comment
perihal-nestapa-jurnal-kehidupan

PERIHAL NESTAPA
Oleh: Dina Putri Maharani

Inginku, buka jeruji loji ini.
Tertahan keanehan nan membebani,
Terngiang bahagia kian bersulang,
Asiknya senyuman merekah bersulaang.

Ku tatap hidup penuh berharap,
Terdahulu dan pada masa kini.
Ku sebut ini R I N D U...
Tersakiti dan tak akan terganti.

Jika merindukan seorang jiwa,
Ia dapat menyemu oleh sang temu.
Namun apalah aku?
Merindu, diriku nan terdahulu.

Ku tahu, ia hanya bertamu
Khalayak rindu datang meramu.
Sesekali ku mengerti, seringnya ku tersakiti.
Rinduku beterbangan bersema sang abu.

Perihal aku? Aku bahagia
 Namun dijajah oleh iba nestapa.

KIR - The Real Muslim Style

10/07/2019 Add Comment
KIR - The Real Muslim Style

Cirebon, 6 Oktober 2019

(KIR Edisi 20) - Adalah momen yang sangat berharga bagi para pendakwah remaja, menguatkan dalam tali ukhuwah islamiyah terpaut dalam tujuan dan cita-cita seorang muslim yang mulia yaitu mewujudkan kehidupan islam.

KIR (Kajian Islam Remaja) hadir dengan menyuguhkan sebuah kesadaran kepada setiap pribadi serta bagi halayak umum yang menikmati iman yang ada pada diri. muhasabah itu tertutur dari Kak Syukron sebagai pemateri, menjelaskan bagaimana pola kehidupan pada diri yang seharusnya dibenahi sejak dini, sebab adanya hal tersebut adalah sebuah syiar untuk islam yang mulia. Kak Syukron juga menjelaskan tentang bagaimana kepribadian itu terbentuk. Dalam islam kepribadian tidak diukur oleh bentuk fisik, non-fisik, status pendidikan, dll. Melainkan dengan pola pikir yang bersumber dari islam. Ketika islam dijadikan sebagai landasan hidup, maka akan terpancar jalan hidup yang sesuai tuntunan islam. Dengan begitu pola sikap seorang muslim akan melahirkan akhlak (kepribadian) yang baik, karena dilandaskan oleh sesuatu yang baik pula.

“Jadilah generasi terbaik!” tutur Kak Jundi selaku pemateri kedua. kunci menjadi generasi terbaik di masa kini adalah mereka yang selalu menjalankan apa yang telah Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, serta ikut berjuang dalam kehidupan islam yang dahulu para pejuang islam pertahankan, sebagaimana, Usamah bin zaid sang panglima termuda sekaligus terakhir yang ditunjuk Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, Muhammad Idris Asy-Syafi’I dengan kesederhanaan, beliau tak pernah layu dalam mencari ilmu yang telah Allah terbarkan sebagaimana islam. terbukti di umurnya yang masih berusia 7 tahun mampu menghapal Al-Qur’an, beliau pun sudah di izinkan memberikan fatwah di usia 15 tahun, dan ketika imam Asy-Syafi’i mengaji fikih dengan Malik bin Anas maka saat itu pula ia mampu menghapal kitab Muwattha Imam Malik dalam kurun waktu 9 malam saja, begitupun Muhammad Al-Fatih sang penakhluk konstatinopel di Usia 23 tahun, yang teguh dengan syariat islam yang selalu menebarkan benih-benih kehidupan, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pejuang lainnya. ketika ada yang bertanya siapa mereka? Maka tak lain adalah pemuda. karena pemuda berperan penting dalam menjalankan sebuah peradaban.

Kemudian dilanjut Kak Tyo yang hadir dengan semangat seorang muslim yang mengerti akan keberadaan islam yang selalu kita eban dalam kehidupan. jangan merekah dengan segala yang sulit dalam kehidupan, sebab seorang muslim adalah seorang pejuang yang tak akan membiarkan kekalahan dan keputusasaan hadir menyapa dalam kehidupan. semua itu sungguh menampar bagi seorang muslim yang berputus asa dengan keadaan, padahal Allah pun tak menyukai hambanya yang dalam keputusasaan.

Kak Tyo memaparkan bahwa ampunan Allah adalah seluas langit dan bumi, jadi jangan pernah menyerah dalam meraih ampunan Allah, jangan pernah berpikir bahwa kita adalah orang yang hina yang banyak dosa dan mustahil untuk mendapat ampunan dari-Nya. Tapi bersikap husnudzonlah kepada-Nya, karena Allah swt adalah seperti prasangka hamba-Nya.

Terakhir acara ditutup dengan pembacaan oleh Kak Asep, dan dilanjutkan dengan photo serta makan bersama sebagai sarana mempererat ukhuwah islamiyah.