Peringati Isra Miraj Sejumlah Tokoh Pemuda Cirebon Angkat Bicara

4/04/2019 Add Comment

KIR-16-jurnal-kehidupan

Cirebon - Isra Mi'raj merupakan momentum di mana keimanan kaum muslimin diasah saat Rasullah SAW. menceritakan pengalaman hijrahnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang seharusnya terjadi selama berbulan-bulan jika ditempuh dalam perjalanan normal, menjadi hanya satu malam singkat. Terang Guntur selaku Koordinator LDS Cirebon.

Ia melanjutkan, adanya perjalanan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang waktu itu Rasullah SAW. selain menerima perintah shalat yang mulanya 50 waktu menjadi 5 waktu, adanya buroq, serta dialog bersama beberapa Nabi seperti Nabi Adam As. dan Musa As. kemudian Rasulullah diperlihatkan keindahan surga dan pedihnya neraka beserta azab kubur oleh Allah SWT. yang semua itu kemudian menimbulkan reaksi yang sangat dahsyat dihadapan penduduk Makkah baik dari kalangan kafir khususnya Abu Jahal dan Abu Sofyan beserta mereka yang telah beriman dan menjadi pengikut Rasulullah. Lanjut Guntur dihadapan peserta Kajian Islam Remaja edisi 16 yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Sekolah Cirebon bersama Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus yang bertempat di Masjid Nurul Falah Perum. Harjamulia Indah Cirebon, Rabu (3/4).

Dalam acara yang didukung oleh Komunitas Royatul Islam (KARIM) Indonesia wilayah Cirebon dan Zulfah Hijab, Guntur melanjutkan bahwa kaum muslimin hidup dalam 5 fase. Fase pertama, ialah fase Kenabian. Fase kedua, merupakan fase Khilafah ala Minhaj Nubuwwah (Khulafaur Rasyidin). Fase ketiga, adalah fase Khilafah dengan konsep Kerajaan/fase Kerajaan Menggigit. Fase keempat, adalah fase yang dialami kaum muslimin saat ini yang dinamakan dengan fase Mulkan Jabariyyan atau Kekuasaan Diktator. Terakhir, ia menjelaskan bahwa kita harus mempercayai dan mempersiapkan diri bahwa fase berikutnya akan terjadi yaitu tegaknya kembali Islam dalam bingkai Daulah Khilafah ala Minhaj Nubuwwah.

Koordinator LDS Cirebon tersebut menegaskan bahwa kita sebagai umat Islam pada hakikatnya sedang diasah kembali dengan adanya hadits yang menjelaskan bahwasanya Islam nanti akan tegak kembali. Hal itu seperti Rasullah SAW. ketika menyampaikan peristiwa isra mi'rajnya yang kemudian ada yang membangkangnya seperti penolakan yang dilakukan Abu Jahal dan Abu Sofyan, dan ada pula yang mempercayainya seperti keyakinan Abu Bakar Shidiq ra. tatkala mendengar penjelasan peristiwa isra dan mi'raj yang dialami oleh Rasulullah SAW.

Di pertengahan acara, para peserta disuguhkan berbagai video Komunitas Royatul Islam yang di dalamnya berisi pentingnya mengenal dan mencintai bendera Islam dan panji Rasulullah SAW. 

Kemudian, salah satu perwakilan dari KARIM Indonesia wilayah Cirebon, Ilham Zairi, sembari dipandu rekannya dalam mengibarkan bendera dihadapan para peserta KIR #16 menjelaskan bahwa bendera yang berwarna hitam dan bertuliskan kalimat tauhid adalah panji Rasulullah yang disebut dengan Rayah. Sedangkan yang putih dan bertuliskan kalimat tauhid disebut dengan Liwa. Ia mengutip hadits, " Panji (Royah) Rasullah SAW berwarna hitam dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis didalamnya kalimat Laa Illahaillah Muhammad Rasullah" (HR. Thabrani)

Ia pun menegaskan bahwa Al Liwa dan Ar Rayah adalah bendera pemersatu umat Islam dan umat harus cinta terhadapnya. Bendera tersebut memiliki sejarah ketika Rasul dan para sahabatnya berjihad melawan kebatilan. Lalu, hendaknya kaum muslimin memuliakannya, menjaganya, mensosialisasikannya agar jangan ada yang menghinanya lagi. Ia pun menjelaskan bahwa banyak sekali aktivitas KARIM Indonesia khususnya wilayah Cirebon dalam memperkenalkan bendera tersebut dan salah satunya ialah dikibarkannya Al Liwa dan Ar Rayah di puncak Gunung Ciremai sebagai wujud cinta terhadap Islam.

Selanjutnya, Galih fitra Hidayat selaku tim dari BKLDK Cirebon menjelaskan materi berkenaan tentang Palestina yang terus dijajah hingga saat ini. Ia menjelaskan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang penuh peristiwa dan harus diingat-ingat kembali. Selain dari adanya peristiwa isra mi'raj, ia menjelaskan bahwa di bulan Rajab terdapat peristiwa penaklukan Yerussalem oleh Salahuddin Al Ayubi yang sebelumnya terjadi pula pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra.

Galih menjelaskan bahwa nasib Palestina hingga saat ini semakin hari semakin terpuruk. Baginya, solusi hakiki masalah Palestina bukan sebatas memberikan bantuan seperti pakaian, makanan, dan obat-obatan saja. Akan tetapi, perlunya jihad fi sabilillah serta bersatunya umat dalam sistem Islam bernama Khilafah.

Karena, akar permasalahan Palestina ialah adanya intervensi Israel yang dibantu oleh negara-negara adidaya seperti Amerika, Inggris, dan sekutunya dalam merebut tanah wakaf milik kaum muslimin. Lanjut Galih.

Sebelum pemateri berikutnya menyampaikan tema dan gagasannya, salah seorang panitia, Bagus Prasetyo, mengajak kepada para peserta untuk sejenak mengingat saudara muslim di Palestina dengan bersama-sama melantunkan shalwat asygil serta menggalang dana untuk disalurkan kepada mereka.

Para peserta yang dihadiri oleh laki-laki dan perempuan berstatus mahasiswa dan pelajar berjumlah sekitar 100-an, turut serta melantunkan shalawat dan menyisihkan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada saudara muslim di Palestina.

Berikutnya, pemateri ke-3 diisi oleh Dede Ervin selaku Ketua LDK Nurul Falah menjelaskan betapa pentingnya penegakkan Khilafah. Bahwa, Khilafah adalah Junnah/Perisai bagi kaum muslimin dan merupakan mahkota kewajiban agar umat Islam dapat hidup damai, sejahtera, dan tentram dalam beribadah.

Ia menjelaskan bahwa kejadian yang sempat menimpa umat Islam di Selandia Baru merupakan bukti bahwa umat Islam hari ini telah kehilangan sesosok Khalifah yang berfungsi sebagai Junnah dalam melindungi umatnya. Lanjut Ketua LDK Nurul Falah.

Selanjutnya, Ketua BKLDK Cirebon Syukron Fadhillah berkata, "Ada atau tidaknya kita, berjuang atau diamnya kita, Khilafah akan tetap tegak. Namun, yang jadi masalah, apakah kita akan menjadi pemain ataukah penonton, itu adalah pilihan. Yang pasti, nanti di akhir akan ada pertanggungjawaban tentang amaliyah kita." Terang Syukron selaku pemateri terakhir dalam forum Kajian Islam Remaja edisi 16 dengan tema "Titik Tolak Dakwah Rasulullah SAW."

Kegiatan yang dipandu oleh Asep Suryadi dan Abhariyah berjalan dengan lancar dan tertib yang sebelumnya dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh kang Qodir, kemudian ditutup dengan do'a bersama oleh kang Ruyadi. [Infokom LDS Cirebon]