Fenomena Cinta Remaja

4/29/2018 1 Comment
fenomena-cinta-remaja-jurnal-kehidupan


Tak dapat dipungkuri memang. Cinta adalah sesuatu yang paling berharga yang dapat menyejukan suasana. Sebab jika tanpa cinta, mana mungkin seorang ibu rela mengandung anaknya selama 9 bulan 10 hari. Jika tanpa cinta pula, bagaimana ayah bisa rela kerja siang malam untuk menghidupi keluarga. Oleh karena itu cinta adalah sesuatu yang netral, tergantung cara melampiaskan orang yang sedang dirundung cinta tersebut.

Pun dalam kehidupan remaja atau kawula muda. Cinta kerapkali hadir sebagai penyemangat, dorongan, atau bahkan ujian bagi setiap individu. Karena bila cinta itu adalah cinta yang salah maka sebenarnya ia merupakan ujian, dan halangan untuk kita yang sedang mencoba melangkah menuju ke arah yang lebih baik.

Adapun cinta yang salah adalah cinta yang dilampiaskan melalui cara-cara yang buruk yang sangat jelas dilarang oleh Islam. Seperti pacaran yang di dalamnya ada aktivitas khalwat, atau bahkan zina.

Sebenarnya ketertarikan antar lawan jenis itu adalah sunatullah, sebab pada magnet saja jika berbeda kutub maka akan tarik menarik. Pun sama dengan manusia, jika berbeda jenis dapat menimbulkan getaran cinta atau ketertarikan. Adapun seberapa kuat daya tariknya adalah dipengaruhi oleh seberapa besar rangsangan atau stimulus yang datang dari kedua pihak.

Misalnya jika seorang pria kerapkali melontarkan gombalan pada wanita, terus wanita tersebut dengan senang hati menerima ucapan si pria, maka lambat laun , sebenci apapun sang wanita akan luluh dengan adanya rangsangan yang kerapkali ia dapatkan.

Begitu juga dengan pria yang tidak bisa menjaga pandangannya, maka ia akan terperosok jatuh kedalam pintu zina yang ia lalui dari kedua matanya.

Melihat fenomena seperti ini yang kerapkali berujung pada hal mengerikan seperti zina, perkosaan, dan bahkan bunuh diri, karena salah melampiaskan rasa cinta. Maka solusinya adalah bring back islam dan jadikan islam sebagai poros kehidupan. Artinya kemanapun kita melangkah, apapun aktivitas kita, islam adalah barometer (tolak ukur) semua aktivitas kita, terutama pada masalah cinta.

Jadi, jika kita dirundung persoalan cinta, maka lampiaskan atau penuhi rasa itu dengan jalan yang seharusnya. Seperti mencintai orangtua dan bertekad memberangkatkan mereka pergi umrah, mencintai adik sehingga tak ada jarak untuk senantiasa berbagi rasa, ataupun mencintai guru yang senantiasa sabar dalam membimbing kita menuntut ilmu, dan lain sebagainya. So, jangan salah melampiaskan cinta ya!