Rumah yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan

7/08/2019
Rumah yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan


Rasa kasih sayang adalah Rasa yang timbul dalam diri hati yang tulus untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain , atau siapapun yang dicintainya.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، عَنِ النَّبِيِّ  قَالَ: " مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الْخَيْرِ، وَمَنْ حُرِمَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ فَقَدْ حُرِمَ حَظَّهُ مِنَ الْخَيْرِ "، قَالَ أَبُو عِيسَى: وَفِي الْبَابِ عَنْ عَائِشَةَ، وَجَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: “Barangsiapa yang diberikan bagiannya berupa kelembutan, berarti dia diberikan bagiannya berupa kebaikan, dan barang siapa dihalangi bagiannya berupa kelembutan, berarti dia dihalangi dari bagiannya berupa kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi no.2013, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi: shahih)

Bahagia itu adalah dambaan atau impian bagi setiap orang, tidak ada seorang pun yang tidak mendambakan kebahagiaan. Kebahagiaan bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja, sebab kebahagian tidak bisa diciptakan apalagi dimusnahkan karena kebahagiaan bersifat relatif. Kebahagiaan datang beriringan dengan keadaan dan sejalan oleh waktu.

Disisi lain, bahagia itu sederhana. Kenapa bahagia itu sederhana? Jawabnya adalah kebahagian adalah salah satu hak siapa pun untuk mendapatkannya, tidak melihat muda, tua, kaya maupun miskin, kasta dan lain sebagainnya, semua berhak mendapatkannya. Bahagia adalah termasuk salah satu hak prerogatif bagi setiap orang.

Pada dasarnya kebahagiaan adalah masalah perasaan yang tidak bisa kita tentukan melalui satu dimensi saja atau hal yang abstrak seperti uang saja.Uang hanya menjadi konsekuensi logis dari tercapainya suatu kebahagiaan, tetapi bukan penentu kebahagiaan itu.

Banyak anak-anak zaman sekarang yang terpengaruh pergaulan bebas. Apakah sepenuhnya itu salah anak? Menurut saya tidak. Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya,kemana orang tua yang seharusnya mendidik anaknya untuk menjadi anak yang berguna? Kerja? Apakah pekerjaan lebih penting dari anak? Sebenarnya,bisa di katakan seperti itu. Tetapi,apakah orang tua harus selalu mengorbankan waktu untuk keluarga menjadi waktu untuk bekerja?

Anak memang mendapatkan pendidikan yang disalurkan oleh guru, sebagai orang tua kedua. Tetapi,itu semua tidak cukup. Kasih sayang orang tua yang selalu dibutuhkan anak. Anak akan selalu merasa tentram jika dilindungi oleh orang tuanya. Banyak anak sekarang yang pamit kepada orang tuanya untuk berangkat ke sekolah, ternyata mereka pergi untuk tawuran. Orang tua seringkali tidak menanyakan apa yang dilakukan anaknya disekolah.

Sehingga,anak merasa tidak perlu terbuka kepada orang tuanya. Tetapi,jika orang tua sudah mendapatkan teguran dari kepala sekolah dan diminta untuk menghadap kepala sekolah. Setelah itu, si anak akan di panggil dan dihukum karena telah berpartisipasi dalam tawuran yang membahayakan nyawa si anak. Terkadang, orang tua tidak mau mendengarkan penjelasan dari anaknya. Mengapa si anak sampai hati untuk berpartisipasi dalam hal yang membahayakan diri? Pasti setiap anak memiliki alasan tertentu. Orang tua harus pintar-pintar memahami perasaan anaknya. Jangan sampai,karena suatu masalah membuat anak dan orang tua bertengka.

Penulis : Aqil hamdani
NIM : 1708307025
Jurusan/Semester : Ilmu Hadis/4
Kampus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
HP/WA: 089661110658
FB: Aqil.hamdani

Share this

Admin :

Related Posts

Previous
Next Post »