Sikap Lemah Lembut

7/02/2019
sikap-lemah-lembut


Sikap lemah lembut adalah ciri Pengikut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Rasulullah adalah manusia yang berhati mulia yang memiliki sifat terpuji, selain sebagai pembawa dakwah beliau juga diutus untuk meluruskan akhlak. Karena akhlak adalah pondasi awal yang paling awal dan harus dibangun dengan kuat. Oleh karena itu dalam bersikap, rasulullah lah yang menjadi kiblat kita.

Allah subhanahu wa ta’alamengingatkan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ

Artinya :
"Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan lari dari sisimu." (Ali ‘Imran: 159)

As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ

“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara.” (HR. Al Bukhari)

Dari 'Aisyah radhiallahu anha berkata, "Sekelompok orang-orang Yahudi minta izin untuk bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka mengucapkan: Assaamu'alaikum (kematian bagimu)." 'Aisyah menjawab; 'Bal 'alaikumus saam wal la'nah.' (Justru bagi kalian kematian dan laknat)". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah Ta'ala mencintai, kelemahlembutan dalam segala urusan.' Lalu 'Aisyah berkata, 'Tidakkah Anda mendengar ucapan mereka?' Jawab beliau: 'Ya, aku mendengarnya, dan aku telah menjawab; wa'alaikum.' (HR. Muslim, hadits no 4027)

Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus.

Jika akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama. Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa yang khusus.

Kalau demikian Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan Rasul-Nya yang ma’shum (terbebas dari dosa-dosa), maka bagaimana lagi dengan selain beliau (dari kalangan manusia)? Bukankah termasuk kewajiban yang paling wajib untuk mengikuti akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bergaul bersama manusia sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama mereka dengan kelemahlembutan, akhlak yang baik, kasih sayang, dalam rangka melaksanakan perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menarik manusia ke dalam agama Allah subhanahu wa ta’ala?”

“(Betapa) tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi (indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”

Penulis : Sidayu S
NIM : 1708307006
Jurusan/Semester : Ilmu Hadis/4
Kampus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
HP/WA: 083873780701
FB: Sidayu Setianingsih

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »