Bibirnya bercakap tuk mengumpat
Diiringi tutur kata nan merisik
Dia Pandai menaksir Sang Tabiat
Bak sang Tabib mengesir rasa sakit
Biarlah hipotesisnya melangit
Karena awan tahu, kerap mendelik
Tentang sifat, yang selalu kupingit
Langit nan tau, tapi bumi nan sengit
Lagi-lagi melekat padaku
Kini topik hidupku penuh isu
Aduhai , Lika-liku kerap menyiku
Tapi Biarlah, ini Tetap A K U
mulut membeku,hati terpaku
EmoticonEmoticon