Aurat Wanita | Bagian 1

10/25/2017
Mustanir Rasyid-02 Agustus 2017

aurat-wanita-bagian1-jurnal-kehidupan

Maraknya pelalaian terhadap perintah Allah, padahal dirinya sudah termasuk sebagai Mukallaf (Muslim yang dikenai kewajiban menjalankan perintah agama, termasuk akil baligh di dalamnya. Dikutip dari Buku Moh. Rifa'i. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. 2016. (PT. Karya Toha Putra Semarang: Semarang) Bab 1.

Tidak jarang aktivitas sosial media menjadi ajang mengumbar aurat dengan memajang fotonya sebagai modus atau mencari perhatian dalam hal fisiknya. Membiarkan begitu saja aurat bertebaran tanpa rasa bersalah dan dosa yang menyelimuti dirinya. Hal ini marak terjadi di kalangan remaja terkhusus bagi kaum wanita dalam perkara ini

 Asbabun nuzul QS. An Nuur: 31 tentang Khimar diriwayatkan Asma' binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjungi wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang, sehingga terlihat gelang-gelang kakinya, dada dan sanggul. Selanjutnya Asma' berkata "Alangkah buruknya pemandangan ini, maka turunlah QS. An-Nuur: 31 berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kaum mu'minat menutup aurat. (diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah). (Shaleh, HAA. Dahlan dan MD. Dahlan, Asbabun nuzul, 1996, hlm. 356).

Dari asbabun nuzul di atas, dijelaskan bahwa gelang" kaki, dada, sanggul perempuan Arab kala itu masih terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa saat itu mereka belum memakai Jilbab.

Kemudian, dijelaskan tentang adanya hadits yang menceritakan bagaimana para muslimah bersegera menutup kepalanya, sebelumnya mereka tidak sempurna menutupnya.

Dari 'Aisyah ra, ia berkata: "semoga Allah merahmati kaum wanita yang hijrah pertama kali, ketika Allah menurunkan firman-Nya. "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dadanya" (TQS An-Nuur: 31) maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka dan menutup kepala mereka dengannya". (HR. Bukhari)

Bagaimana dengan cerita di atas tadi? Ketika turun ayat mereka langsung taat, sami'na wa ato'na (kami dengar dan kami taat). Lalu bagaimana dengan kamu wahai muslimah? Bukankah dahulu mereka (wanita Arab) jahiliyah? Bandingkan denganmu yang sekarang islam dari lahir? Renungilah...

Dari Shafiyah binti Syaibah ra, bahwa 'Aisyah ra menuturkan wanita Anshar kemudian beliau memuji mereka dan berkata tentang mereka dengan baik. Beliau berkata "ketika diturunkan Surat An-Nuur: 31, maka mereka mengambil kain-kain Tirai mereka kemudian merobeknya dan menjadikannya kerudung."

Sekali lagi sebelum lanjut membaca. Lalu bagaimana dengan kamu wahai muslimah? Bukankah dahulu mereka (wanita Arab) jahiliyah? Bandingkan denganmu yang sekarang islam dari lahir? Renungilah...

Dari kisah di atas, bagaimana perbedaan mental para sahabiyah terdahulu dengan wanita muda sekarang?

Mirisnya di era sekarang, uang untuk membeli kerudung saja sudah bisa terbeli dan harganya tidak terlalu fantastis. Namun sayangnya, masih banyak mayoritas yang lebih mengutamakan pakaian trendi ala barat walau harus melabrak syariat bahkan tidak memperdulikan urusan agama walau harus dibeli dengan harga yang aduhai.

Padahal, makna dari pakaian yang dipakai itu apa? Dapatkah pakaiannya yang mahal dan trendi itu menyelamatkannya di Akhirat kelak? Apakah itu kebahagiaan ketika kita membelinya? Ataukah tergiur dengan adanya istilah trend?

Banyak yang sibuk mencari majalah-majalah atau search tentang model pakaian-pakaian yang lagi ngetop tapi mengabaikan bagaimana islam mengatur pakaian yang syar'i dalam kehidupannya, bahkan mirisnya lagi mereka malah mengenal asing yang namanya pakaian syar'i muslimah itu sendiri. Yang mereka kenali ialah kerudung dengan bawahan Jeans atau baju yang ketat.

Efek dari jauhnya diri dari agama ialah ibarat kita bertamasya yang berharap indah saat perjalanannya namun ujungnya tersesat di dalamnya, sehingga datanglah bala bahaya yang datang mengancamnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »